PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK
Peran
perawat jiwa profesional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada
penderita skizofrenia adalah :
a. Mempersiapkan
program terapi aktivitas kelompok sebelum melaksanakan terapi aktivitas
kelompok, perawat harus terlebih dahulu harus membuat proposal. Proposal
tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang
dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan,
tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan,
kondisi ruangan serta uraian tugas
terapis.
b. Tugas
sebagai leader dan coleader
Meliputi
tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi dalam
kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya kelompok,
menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan
serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
c. Tugas
sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam
kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain
agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.
d. Tugas
sebagai observer
Tugas
seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita,
mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/ anggota
kelompok yang drop out.
e. Tugas
dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah
yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok, kurangnya
keterbukaan , resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota
kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis
kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas
tersebut.
f. Program
antisipasi masalah
Merupakan
intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang
bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Dari
uraian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator.
Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan
perubahan.
Menurut Stuart & Sundeen (1995),
mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri dalam terapi aktivitas kelompok
adalah sebagai leader/ co leader, sebagai observer dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang
dicapai dalam kelompok.
Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/
co leader, observer dan fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok,
perawat juga perlu mendapat latihan dan keahlian yang professional.
Klien yang mengalami
halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan sukar untuk berhubungan dengan orang
lain. Untuk itu perawat harus mempunyai kesadaran yang tinggi agar dapat
mengenal, menerima dan mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat menggunakan
dirinya secara terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien
halusinasi pendengaran. Perawat harus bersikap jujur, empati, terbuka dan
selalu memberi penghargaan namun tidak boleh tenggelam juga menyangkal
halusinasi yang klien alami. (Anna, 1995 : 248). Berikut ini terapi perawatan
yang perlu diajarkan pada pasien halusinasi pendengaran oleh perawat secara
langsung perindividu kepada pasien, sebagai berikut :
a. Membantu
pasien mengenal halusinasi
b. Mengajarkan
pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama menghardik halusinasi .
c. Melatih
pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Melatih
pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga melaksananakan aktifitas
terjadwal.
e.
Melatih
pasien menggunakan obat secara teratur
f.
Selain
perindividu rehabilitasi dapat menggunakan metode terapi kelompok. (Damaiyanti,
2008 : 91).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar