Tahap-tahap
Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan
satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
a.
Fase Pertama
Fase pertama
dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal
dirinya sendiri.
b.
Fase Kedua
fase ini
merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase ini
berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai
kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang
tampak dalam hal-hal berikut.
1)
Dorongan-dorongan
(Drives)
Unsur ini
merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang
selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2)
Naluri
(Istinct)
Naluri
merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat
makhluk hidup.
3)
Getaran Hati
(Emosi)
Emosi atau
getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan
manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia,
seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)
Perangai
Perangai
merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak
dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu
unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan
oleh orang lain.
5)
Inteligensi
(Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi
adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)
Bakat
(Talent)
Bkat pada
hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena
warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga,
berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.
Fase Ketiga
Pada proses
perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang
ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang
tersebut.
Pada fase
ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku
yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah
kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe
kepribadian, yaitu kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian
perbatasan.
1)
Kepribadian
ini merupakan tipe kepribadianyang ideal, dimana seseorang mempunyai
prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam
dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki
kepribadian normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan
terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai
yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan
diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2)
Kepribadian
Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini
terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3)
Kepribadian
Perbatasan
Kepribadian
ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari
prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan,
sehingga seolah-olah seseorang itu
mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki
kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya
karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus
mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar