Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Menurut Purwaningsih (2009 : 3) bahwa kerangka teoritis
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) terdiri
dari :
a. Model fokal
konflik
Menurut Whiteaker dan
Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada kelompok daripada individu.
Prinsipnya : Terapi kelompok dikembangkan berdasarkan
konflik yang tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul
kemudian konfrontir konflik untuk menyelesaikan masalah, tugas terapis membantu
anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik. Menurut
model ini pimpinan kelompok (Leader) harus memfasilitasi dan memberikan
kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikannya
penyelesaian masalah.
b. Model komunikasi
Model komunikasi
menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik.
Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif dalam kelompok akan
menyebabkan ketidakpuasaan anggota kelompok, umpan balik tidak sekuat dari
kohesi atau keterpaduan kelompok menurun. Dengan menggunakan model ini leader
memfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau kelompok dapat
diidentifikasi dan diselesaikan.
Leader mengajarkan pada
kelompok bahwa :
1)
Perlu
berkomunikasi
2)
Anggota
harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi verbal,
nonverbal, terbuka dan tertutup.
3)
Pesan
yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
4)
Anggota
dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan yang lain untuk
melakukan komunikasi efektif.
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan
interpersonal dan sosial anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi
bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader juga perlu
menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip
komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok
serta menganalisa proses komunikasi tersebut. (Purwaningsih, 2009 : 34).
c. Model
interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran,
perasaan, tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contoh :
Interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari tingkah
laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok.
Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui
ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan prilaku sosial yang efektif
dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk
mengidentifikasi dan merubah tingkah laku/prilaku.
Contoh : tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk
meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul,
leader menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan
perasaan mereka dan mempelajari konflik apa yang membuat anggota merasa cemas
dan menetukan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari konflik apa yang
membuat anggota merasa cemas dan menentukan prilaku apa yang digunakan untuk
menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik.
d. Model
psikodrama
Model psikodrama dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah
lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. Contoh : Klien
memerankan ayahnya yang dominan atau keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar