SELAMAT DATANG DI BLOG INI. . . BERI MAKAN IKANNYA DENGAN MENG-KLIK PADA KOLAM !!

Selasa, 12 November 2013

Teori Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)



    Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Menurut Purwaningsih (2009 : 3) bahwa kerangka teoritis Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)  terdiri dari :
a.    Model fokal konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada kelompok daripada individu.
Prinsipnya : Terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul kemudian konfrontir konflik untuk menyelesaikan masalah, tugas terapis membantu anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik. Menurut model ini pimpinan kelompok (Leader) harus memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikannya penyelesaian masalah.
b.    Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasaan anggota kelompok, umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun. Dengan menggunakan model ini leader memfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
Leader mengajarkan pada kelompok bahwa :
1)      Perlu berkomunikasi
2)      Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
3)      Pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
4)      Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif.
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip
komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut. (Purwaningsih, 2009 : 34).
c.    Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan, tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contoh : Interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan prilaku sosial yang efektif dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah tingkah laku/prilaku.
Contoh : tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan mempelajari konflik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menetukan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari konflik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan prilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik.
d.    Model psikodrama
Model psikodrama dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. Contoh : Klien memerankan ayahnya yang dominan atau keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar